Kurikulum Menurut Hilda Taba: Mengutamakan Kebutuhan Siswa

Kurikulum Menurut Hilda Taba. Kurikulum adalah salah satu aspek penting dalam dunia pendidikan. Menurut Hilda Taba, kurikulum adalah segala sesuatu yang direncanakan dan dilakukan dalam situasi belajar-mengajar. Hilda Taba adalah seorang ahli kurikulum yang terkenal dengan kontribusinya dalam pengembangan model kurikulum yang berorientasi pada siswa. Artikel ini akan membahas lebih detail tentang kurikulum menurut Hilda Taba.

Pendekatan Siswa-Centris

Menurut Hilda Taba, pendekatan kurikulum yang efektif harus berorientasi pada siswa, artinya, harus memperhatikan kebutuhan, minat, dan pengalaman siswa. Pendidikan yang efektif adalah ketika siswa menjadi pusat dari pembelajaran, dan kurikulum harus disesuaikan dengan kebutuhan dan minat mereka. Pendekatan siswa-centris ini sangat penting karena siswa adalah subjek utama dari proses belajar-mengajar.

Model Taba

Hilda Taba juga dikenal sebagai pengembang Model Taba, yang dikenal sebagai model pengembangan kurikulum yang efektif dan fleksibel. Model Taba terdiri dari empat tahap: analisis tujuan, pengorganisasian bahan pelajaran, pengembangan strategi pengajaran, dan evaluasi. Model Taba memberikan penekanan pada pengembangan kurikulum yang berpusat pada siswa dan memperhatikan kebutuhan siswa.

Tahap Analisis Tujuan

Tahap pertama dalam Model Taba adalah analisis tujuan. Pada tahap ini, tujuan pembelajaran harus ditetapkan dengan jelas dan spesifik. Tujuan ini harus relevan dengan pengalaman, kebutuhan, dan minat siswa. Dengan menetapkan tujuan yang jelas, pembelajaran akan lebih terfokus dan efektif.

Tahap Pengorganisasian Bahan Pelajaran

Tahap kedua dalam Model Taba adalah pengorganisasian bahan pelajaran. Pada tahap ini, materi pelajaran yang diperlukan harus dikumpulkan dan dikelompokkan menurut topik atau tema yang terkait dengan tujuan pembelajaran. Bahan pelajaran harus dipilih berdasarkan relevansi dan kebutuhan siswa. Setelah bahan pelajaran terpilih, tahap selanjutnya adalah pengembangan strategi pengajaran.

Tahap Pengembangan Strategi Pengajaran

Tahap ketiga dalam Model Taba adalah pengembangan strategi pengajaran. Tahap ini meliputi pengembangan metode pembelajaran, pengembangan bahan ajar, dan penjadwalan pembelajaran. Metode pembelajaran yang efektif harus dipilih berdasarkan kebutuhan dan minat siswa. Selain itu, bahan ajar juga harus disesuaikan dengan tingkat pemahaman siswa.

Tahap Evaluasi

Tahap terakhir dalam Model Taba adalah evaluasi. Evaluasi dilakukan untuk menilai apakah tujuan pembelajaran telah dicapai atau tidak. Evaluasi harus dilakukan secara terus-menerus dan meliputi evaluasi formatif dan evaluasi sumatif. Evaluasi formatif dilakukan selama proses pembelajaran berlangsung, sedangkan evaluasi sumatif dilakukan setelah proses pembelajaran selesai.

Evaluasi formatif digunakan untuk memberikan umpan balik kepada siswa tentang kemajuan mereka dalam pembelajaran. Dengan begitu, siswa dapat memperbaiki dan meningkatkan kinerja mereka selama proses pembelajaran berlangsung. Sementara itu, evaluasi sumatif digunakan untuk menilai pencapaian siswa setelah proses pembelajaran selesai.

Implementasi Model Taba dalam Pendidikan

Model Taba telah banyak diimplementasikan di berbagai negara, termasuk Indonesia. Model Taba diimplementasikan dalam rangka meningkatkan kualitas pendidikan dan memperhatikan kebutuhan siswa. Kurikulum yang berorientasi pada siswa dapat membantu siswa untuk lebih aktif dalam pembelajaran dan memperoleh hasil belajar yang lebih baik.

Implementasi Model Taba membutuhkan peran guru yang lebih aktif dalam proses pembelajaran. Guru harus memperhatikan kebutuhan dan minat siswa serta mengembangkan metode pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan siswa. Selain itu, guru juga harus memilih bahan ajar yang relevan dan memfasilitasi siswa dalam proses pembelajaran.

Keunggulan Kurikulum Menurut Hilda Taba

Model Taba memiliki beberapa keunggulan dibandingkan dengan model kurikulum tradisional. Pertama, Model Taba memperhatikan kebutuhan siswa dan memungkinkan siswa untuk lebih aktif dalam pembelajaran. Kedua, Model Taba memberikan fleksibilitas dalam pengembangan kurikulum dan memungkinkan pengembangan kurikulum yang lebih terfokus. Ketiga, Model Taba memungkinkan pengembangan kurikulum yang lebih kontekstual dan relevan dengan pengalaman siswa.

Kritik terhadap Model Taba

Meskipun Model Taba memiliki beberapa keunggulan, model ini juga mendapat kritik dari beberapa ahli pendidikan. Kritik utama terhadap Model Taba adalah terlalu fokus pada siswa dan kurang memperhatikan kepentingan masyarakat dan negara. Selain itu, Model Taba juga dianggap kurang jelas dalam menentukan tujuan dan tidak memberikan petunjuk yang jelas dalam pengembangan kurikulum.

Kesimpulan Kurikulum Menurut Hilda Taba

Kurikulum menurut Hilda Taba mengutamakan kebutuhan siswa dalam proses pembelajaran. Model Taba merupakan model pengembangan kurikulum yang berorientasi pada siswa dan memberikan fleksibilitas dalam pengembangan kurikulum. Implementasi Model Taba membutuhkan peran guru yang lebih aktif dalam proses pembelajaran. Meskipun Model Taba mendapat kritik, model ini tetap menjadi salah satu model kurikulum yang efektif dalam meningkatkan kualitas pendidikan.

Leave a Comment